Workshop PAKEM

COOPERATIVE LEARNING dan ROLE PLAYING

|

Oleh : Dedy F. Hendrawan, S.S.


Secara umum salah satu pembelajaran bahasa Jawa yang dirumuskan oleh Tim Pengembang Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Jawa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur tahun 2006 adalah siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Sedangkan salah satu bentuk karya sastra adalah naskah drama, dimana naskah tersebut diorientasikan menjadi suatu pementasan lakon drama.

Seni drama yang merupakan bagian dari seni seni teater adalah salah satu jenis genre sastra yang diangkat dari protret kehidupan yang menggunakan bentuk cakapan (dialog maupun monolog) berdasarkan pada naskah tertulis dan keberadaannya diperuntukkan kedalam seni pertunjukkan panggung (pementasan). Dimana didalam seni drama, selalu mengisahkan tentang pelbagai macam sisi kehidupan manusia yang bisa diambil hikmah dan suri tauladannya sebagai ”penggugah rasa” internal jiwa manusia. Disinilah, fungsi seni drama sebagai dulce of edule (tontonan dan tuntunan) sangat berperan didalamnya, sebab disamping sebagai wahana tontonan diharapkan dapat juga memberikan suatu tuntunan yang bermanfaat bagi penontonnya.

Mengingat akan fungsi tersebut diatas, dan khususnya kemampuan siswa dalam hal apresiasi drama sangat kurang sehingga menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran, yang pada akhirnya proses pengajarannya menjadi kering, membebani dan membosankan. Faktor penyebabnya antara lain : (1) Belum dimanfaatkannya bahan pengajaran drama secara maksimal, (2) Aspek afektif siswa yang cenderung diabaikan dalam pembelajaran apresiasi drama, (3) Pembelajaran apresiasi drama lebih mementingkan hasil sebagai produk daripada proses, (4) Peserta didik selalu merasa bosan dan jenuh dalam belajar apresiasi drama dan (5) Terbatasnya pemahaman guru dalam apresiasi drama. Faktor-faktor penyebab tersebut perlu dicarikan solusinya dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang lebih aktif, rekreatif, menyenangkan dan bermanfaat.

Drama sebagai karya sastra dan juga karya seni pemahamannya mencakup dua kategori (Sarno Yulianto, dkk., 2006 : 33), yaitu : (1) Drama sebagai teks (karya sastra) dan (2) Drama sebagai seni pentas (karya seni). Sehingga, penerapan model pembelajaran kerja kelompok (cooperative learning) yang diarahkan untuk kegiatan membuat teks naskah drama dan model pembelajaran bermain peran (role playing) yang diarahkan untuk pementasan teks naskah drama tersebut sangat cocok sebagai solusi pemecah masalah tersebut diatas demi meningkatkan apresiasi drama para siswa.


Selengkapnya bisa dibaca : Disini

0 komentar:

Posting Komentar